Usai pertandingan sepak bola, Litius terjebak di dalam toilet yang
berisi pendukung Persija. Gara-gara mengenakan kaos salah satu tim
sepak bola di tanah kelahirannya, lelaki asal Papua itu hampir dikeroyok
para Jakmania itu. Beruntung, seorang temannya berhasil
menyelamatkannya. Mereka lalu pergi ke sebuah kafe. Di sana Litius
iseng bernyanyi diiringi gitar. Tak disangka, lagu tentang Papua yang
diinyanyikan Litius mengundang perhatian Daniel, seorang musisi yang
sedang mencari inspirasi untuk lagu terbarunya.
Pertemuan antara
Litius dengan Daniel inilah yang membuka film Cinta dari Wamena. Meski
demikian, film ini tak hendak bercerita tentang kehidupan musisi atau
pemain bola, tapi tentang persahabatan dan cinta. Juga pesan mendalam
tentang HIV dan AIDS.
Dikisahkan, sejak kecil Litius senang
bermain bola dan memetik gitar. Berasal dari pedalaman Papua, lelaki
tamatan SMA itu punya dua sahabat, Martha dan Tembi. Harapan mendapat
pendidikan yang layak membuat ketiganya pergi ke Wamena selepas Sekolah
Menengah Pertama. Wamena akhirnya menjadi titik tolak bagaimana ketiga
orang sahabat ini mengejar mimpinya di antara godaan yang timbul di
lingkungan baru seperti gaya hidup permisif. Kedatangan Litius di
Jakarta, sedikit demi sedikit mencoba kembali menyambung sebuah ikatan
yang sempat terputus di Wamena.
Film yang disutradari Lasja F.
Susetyo ini diproduksi pada 2010. Ide film ini bermula dari kepedulian
pemerintah daerah atas semakin meningkatnya kasus HIV dan AIDS yang di
Papua. Ada sekitar 3004 penderita penyakit HIV dan AIDS di Papua. Itu
pun itu baru dari orang yang terdata.
Menurut Lasja, Pemerintah
daerah saat itu mengadakan riset. Mereka curiga karena hasilnya masih
sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Masalahnya, tidak ada yang mau
memeriksakan kesehatannya karena Di Papua terutama di pedalaman, masih
banyak yang menganggap penyakit ini penyakit kutukan. "Treatmen bukan
kutukan itu pulalah yang harus dikomunikasikan," ujar Lasja.
Pemerintah
daerah setempat lalu mengajak Lasja bekerja sama membuat film yang
dianggap efektif untuk mensosialisasikan persoalan itu ke masyarakat.
Lasja mengaku ia dan timnya harus menunggu tiga tahun karena terkendala
dana."Proses sudah lama, syuting dan riset cepat. Syuting dimulai saat
Februari 2010 sampai Maret 2010," kata Lasja saat ditemui di XXI
Epicentrum dalam kesempatan premiere, Selasa 11 Juni 2013.
Setelah
proses editing masih kekurangan dana pasca produksi, banyak hal yang
membengkak karena kurang diantisipasi sebelumnya."Bersyukur ada pihak
AusAID dan Ford Foundation yang membantu, terasa tiga tahun ini sangat
worth it," tuturnya.
Kehadiran tiga pendatang baru asal Papua
sebagai pemain utama memberikan kesegaran pada film yang mulai diputar
di bioskop pada 13 Juni 2013 itu. Mereka adalah Maximus Itlay (Litius),
Madonna Marrey (Martha), dan Benyamin Lagowan (Tembi). Ketiganya kerap
terlibat obrolan-obrolan yang disisipi dengan humor khas Papua. Film
ini juga turut dibintangi oleh Nicholas Saputra dan Susan Bachtiar
sebagai pemain pembantu.
Judul film: Cinta Dari Wamena
Genre : drama
Sutradara: Lasja F. Susetyo
Penulis naskah : Sinar Ayu Massie
Pemain
: Maximus Itlay, Benyamin Lagowan, Madona Marey, Amyra Jessica Richter,
Susan Bachtiar, Nicholas Saputra, Doddy Katamsi, Sylvia Saartje.
Produksi: Tanakhir Film
0 komentar:
Posting Komentar