Freeport Papua Indonesia mengklaim hasil pemeriksaan tim internal
menunjukan fasilitas utama di tambang
bawah tanah secara umum dinyatakan
aman untuk digunakan. Namun pemerintah masih ingin agar tambang
Freeport ditutup dalam tiga bulan ke depan.Vice President
Corporate Communication Freeport Indonesia Daisy Primayanti mengatakan
ada juga beberapa fasilitas yang perlu ditutup sementara. "Ada tambang
yang sudah aman, tapi ada juga yang masih ditutup sementara untuk
pemeriksaan lanjutan serta melakukan perbaikan sesuai dengan standar
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)," kata Daisy dalam siaran pers di
Jakarta, Rabu (5/6/2013).
Daisy menambahkan, sejak 31 Mei 2013
lalu, tim investigasi independen bentukan pemerintah telah mulai
melakukan penyelidikan kecelakaan, termasuk pemeriksaan penyanggaan
batuan di area tambang bawah tanah.
Pihak Freeport juga terus
memberikan dukungan kepada tim ini untuk kelancaran proses penyelidikan
dan pemeriksaan keseluruhan area tambang Freeport, yang rekomendasinya
akan ditindaklanjuti dengan serius. Di sisi lain, perusahaan akan terus
memfokuskan kegiatannya pada perawatan tambang yang disepakati, baik di
tambang terbuka maupun tambang bawah tanah untuk memastikan aspek
kestabilan dan keselamatan sebelum dapat beroperasi kembali.
"Untuk
memulai kegiatan produksi akan bergantung pada rekomendasi tim
investigasi independen bentukan pemerintah yang diharapkan dapat kami
terima dalam waktu tidak terlalu lama," tambahnya.
Kepala Teknik
Tambang Freeport Indonesia Nurhadi Sabirin menambahkan perusahaan saat
ini terus melakukan evaluasi dan peninjauan lanjutan terkait aspek
keselamatan dan keamanan area kerja. "Kami terus menekankan pentingnya
keselamatan kerja, memastikan seluruh rekan kerja tetap fokus pada
keselamatan kerja dan mematuhi semua ketentuan K3 yang berlaku di area
operasi Freeport agar terhindar dari kecelakaan kerja," tambah Nurhadi.
sumber : compas.com
0 komentar:
Posting Komentar